Setelah 42 Tahun, Jalur KA Kedungjati-Tuntang Aktif Lagi

Advertisemen
SETELAH 42 tahun berhenti beroperasi, yakni sejak 1 Juni 1970, jalur kereta api (KA) antara Stasiun Kedungjati, Grobogan, dengan Stasiun Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengan (Jateng), akhirnya diaktifkan kembali.
Pengaktifan jalur tersebut ditandai dengan Memorandum of Understanding atau Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Stasiun Ambarawa, Senin (14/1/2013).
Kesepakatan bersama ini masing-masing ditandatangani Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, dan Sekretaris Perusahaan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Yayat Rustandi, mewakili Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan yang telat datang. Acara penandatangan itu pun disaksikan Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono.
?Reaktivasi ini untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan transportasi kereta api,? kata Tundjung Inderawan. Menurut Tundjung, untuk menghidupkan kembali jalur KA lintas tersebut, Ditjen Perkeretaapian pada 2010 telah merehabilitasi 5 unit jembatan KA lintas Kedungjati ? Ambarawa dan penggantian bantalan kayu menjadi bantalan besi lintas Tuntang ? Ambarawa.
Tundjung juga mengatakan tidak hanya jalur Tuntang-Kedungjati yang akan dihidupkan kembali. Ada dua jalur lain yang akan dihidupkan dalam rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPnas).
Jalur yang akan direaktivasi lainnya adalah lintas Purwokerto-Wonosobo, dan lintas Semarang-Demak-Juana-Rembang. Proyek itu akan dilakukan secara bertahap hingga 2030.
Khusus untuk jalur Kedungjati-Tuntang sepanjang 30 km tersebut diperkirakan akan membutuhkan dana sekitar Rp600 miliar. Dana tersebut untuk mengganti rel dan bangunan, serta persinyalan. Sedangkan untuk penertiban lahan diserahkan kepada Pemprov Jateng, khususnya Pemkab Semarang. ?Begitu lahan berhasil ditertibkan, kami siap melakukan perbaikan track dan bangunan. Kami yakin dalam setahun bisa selesai,? tegas Tundjung.
Wamenhub Bambang Susantono juga mengharapkan dukungan penuh dari Pemprov Jateng dan Pemkab Semarang. Pasalnya, jalur tersebut diyakini akan mampu mengurangi beban jalan raya dan mampu menghidupkan sektor perekonomian masyarakat setempat. ?Jalur ini sangat berpotensi bagi perkembangan perekonomian masyarakat Jateng. Juga sangat berpotensi bagi perkembangan sektor parawisata. Sebab di sini ada Stasiun Ambarawa yang memiliki nilai sejarah tinggi,? kata Bambang.
Setelah jalur Kedungjati-Tuntang diaktifkan kembali, nantinya akan terhubung denan jalur Tuntang-Ambarawa sepanjang 7 km dan Ambarawa-Bedono sepanjang 10 km yang saat ini telah aktif untuk wisata KA. Kereta uap Ambarawan-Bendono merupakan wisata KA uap yang memiliki keunikan tersendiri karena separo dari jalur ini (antara stasiun Jambu-Bendono) sepanjang 5 km merupakan jalur rel bergerigi.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengaku siap mendukung sepenuhnya rencana reaktivasi jalur itu. Bahkan Bibit merasa bersyukur karena Kemenhub dan PT KAI memiliki kepedulian tinggi terhadap ketersediaan transportasi KA di Jateng. ?Komitmen pemerintah pusat di bidang transportasi untuk Jawa Tengah sangat tinggi. Terbukti dengan dibangunnya pelabuhan, bandara, jalur ganda antara Brebes dan Cepu sepanjang 400 km lebih. Kemudian kereta wisata dan menghidupkan kembali jalur Kedungjati-Tuntang ini,? katanya.
Bibit meyakini, ketersediaan KA dan prasarana transportasi lainnya itu akan menjadi pondasi bagi pembangunan ekonomi Jawa Tengah, khususnya di Semarang. ?Untuk itu saya meminta Bupati dan masyarakat Semarang pada sengkuyung (mendukung, red) rencana yang sangat baik ini,? ujar Bibit.
Menurutnya, jalur Kedungjati-Tuntang yang disambung dengan Tuntang-Ambarawa-Bendono bisa menghidupkan perekonomian masyarakat setempat, khususnya masyarakat desa dengan mengembangkan wisata desa. ?Orang kota itu sudah bosan dengan hiruk pikuk perkotaan. Mereka butuh plesiran ke tempat-tempat yang tenang di pedesaan. Masyarakat desa nanti bisa menjual pecel, peyek, dan makanan desa lainnya. Sehingga mereka bisa hidup dari situ,? katanya.
Tonggak Perkeretaapian
Keterangan pers Humas Ditjen Perkeretaapian Kemenhub menyebutkan, Jawa Tengah Khususnya wilayah Semarang merupakan wilayah tonggak sejarah perkeretaapian nasional, karena Jawa Tengah tepatnya antara Stasiun Kemijen (Semarang) ? Tanggung (Kabupaten Grobogan) sepanjang 26 km merupakan lintasan jalur KA pertama di Indonesia yang dibangun Pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya pada Jumat, 17 Juni 1864. Selama tiga tahun dua bulan tepatnya pada Sabtu, 18 Agustus 1867 jalur KA antara Stasiun Kemijen ? Tanggung selesai dibangun dan dioperasikan.
Namun sangat disayangkan saat ini Stasiun Kemijen yang berada kurang lebih 1 km dari stasiun Tawang Semarang telah hilang karena terendam rob. Sedangkan untuk lintas antara Kedungjati-Tuntang-Ambarawa sepanjang 37 km mulai dibangun pada 1871 dan pada 21 Mei 1873 dioperasikan jalur dari Semarang-Kedungjati, namun seiring jalannya waktu jalur KA Kedungjati-Tuntang tepatnya sejak 1 Juni 1970 sudah tidak dioperasikan.



MoU  Pembukaan jalur Kedungjati-Tuntang, ditandatangani kesepakatanDirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, dan Sekper PT KAI Yayat Rustandi, disaksikan Wamenhub Bambang Susantono.


Sumber
Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
© Copyright 2017 Tuntang Village - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger