Puluhan Bangunan di Jalur KA Tuntang - Ambarawa Dibongkar

Advertisemen
suaramerdeka.com - Proses pembongkaran bangunan yang berada di atas lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Dusun Petet, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang berlangsung lancar tanpa gejolak. Sejak dimulai proses pembongkaran pada Senin (18/8) hingga Selasa (19/8), proses pembongkaran nyaris rampung.
Ketua RT 01/RW 01, Dusun Petet, Desa Tuntang, Joko Prasnowo menyatakan, sebagian besar warga di wilayahnya kooperatif. Sedikitnya ada 13 bangunan milik warga yang dibongkar. "Warga sepenuhnya menyadari jika bangunan atau rumah mereka berada di atas lahan milik PT KAI," kata Joko, Selasa (19/8).
Tak hanya bangunan rumah yang dibongkar, lanjut Joko, warung makan, depot bensin, kios cukur hingga toko kelontong milik warga tak luput diratakan. PT KAI sendiri telah menyiapkan dana ganti pembongkaran bagi warga yang bersedia pindah.
Sudaryono (59), pemilik depot bensin saat ditemui tidak menyangka turut mendapatkan dana ganti pembongkaran. Kios bensin miliknya dihargai Rp 550 ribu oleh PT KAI. "Inggih alhamdullilah Mas, kios papan kados ngaten nggih angsal ganti rugi," kata Sudaryono.
Pembongkaran sendiri merupakan bagian dari rencana reaktivasi (pengaktifan kembali) jalur kereta api lintas Kedungjati-Ambarawa sepanjang 36,7 km. Manajer Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) IV, Suprapto mencatat, terdapat 247 bangunan yang berada di lintasan Kedungjati-Ambarawa yang dibongkar.
"Jumlah tersebut terdiri dari 110 bangunan di Kedungjati dan 137 di Tuntang, Kabupaten Semarang. Untuk wilayah Tuntang sendiri proses pembongkaran hingga hari ini  berlangsung aman dan kondusif," kata Suprapto melalui sambungan telepon.
Terkait besaran dana ganti pembongkaran, lanjut Suprapto, PT KAI memiliki aturan tersendiri. Untuk bangunan permanen, warga diberi biaya kompensasi yang besarnya Rp 250 ribu/meter peresegi. Sedangkan untuk bangunan semi permanen besarnya Rp 200 ribu/meter persegi. 
"Untuk bangunan dengan berbahan kayu, kami telah memiliki hitungan sendiri sebesar Rp 100 ribu/meter persegi," katanya.
Reaktivasi jalur Kedungkati-Ambarawa sendiri diharapkan mampu mendorong pengaktifan kembali jalur-jalur kereta api di wilayah lain seperti Magelang, Yogyakarta, Kudus, Demak, dan Purwodadi. Proses reaktivasi sendiri diharapkan rampung pada 2015 mendatang.
Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Tuntang Village - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger